Minggu, 30 September 2018

Keadaan Ini Sungguh Menyiksa

Sakit hati yang kurasakan benar-benar membuatku melupakan segalanya, aku telah jatuh dan masuk lagi ke dalam masa lalu yang kelam. Masa lalu yang sudah ku kubur dalam-dalam. Kenapa harus muncul lagi ke permukaan hidupku layaknya zombie, bahkan lebih mengerikan daripada sebelumnya.

Apakah ini semua karena cinta? cinta yang tak pernah ku mengerti, hidup ku hancur karena 5 huruf ini yang begitu menyakitkan hati. Ya, aku benar-benar sakit hati karena cinta. Cinta terlarang ini sangat menyiksaku.

Aku ingin keluar tapi aku tak tahu jalan keluarnya, terlalu gelap mata hatiku melihat jalan hidup ini. Aku tersiksa dengan keadaan ini.

Sehabis pulang dari club malam saya terhenti di salah satu mesjid yg sedang mengumandangkan adzan subuh

Selasa, 25 September 2018

Mengalami Sleep Paralysis


Masih trauma dengan kejadian tadi malam saat perempatan malam aku mengalami "sleep paralysis", ini merupakan yang pertama kalinya terjadi pada diri ku dimana aku terjaga dalam keadaan tidak berdaya seperti lumpuh dan tak dapat menggerakan anggota tubuh ku. Kejadian yang sama seperti sepupu ku dahulu yang pernah diceritakan nya kepada ku. Untungnya aku tidak terlalu panik dan tidak berhalusinasi, mungkin karena sudah tahu dengan kejadian itu dan pemikiran ku rasional jadi halusinasi tidak ikut serta meneror ku saat kejadian tersebut.

Sore tadi kuceritakan kepada ponakan ku yang juga tinggal di rumah ini, kemudian aku membuka youtube untuk mencari informasi lebih jauh tentang "sleep paralysis". Setelah melihat dan menyaksikan beberapa sumber video yang membahas tentang kejadian tersebut akhirnya aku faham penyebabnya.

Kejadian tersebut juga membawa pemikiran positif, karena dari kejadian tersebut aku bisa merasakan apa yang sedang dirasakan ibu ku saat ini. Mungkin seperti itulah yang dirasakan ibu ku selama beliau mengalami kelumpuhan akibat stroke hingga saat ini. Jangankan untuk bangun dan duduk, merubah posisi berbaring saja tidak mampu. Betapa beratnya cobaan untuk beliau harus menderita dan menjalani hidup di atas kasur selama sudah hampir 2 tahun ini. Kadang aku menangis ketika melihat penderitaan beliau.

Aku hanya bisa berdo'a, semoga penyakit beliau diangkat oleh yang maha kuasa dan bisa beraktifitas seperti biasanya lagi, berkumpul bersama, ngobrol di teras rumah bersama, dan banyak kenangan-kenangan lain nya yang benar-benar ku rindukan ketika beliau masih sehat. Maafkan aku ibu... aku masih belum bisa membahagiakan mu, masih banyak cita-cita dan keinginan mu yang belum bisa ku penuhi. Semoga kau sabar dan selalu mampu berjuang untuk melawan/melewati semua cobaan-cobaan ini.

Begitu banyak pengorbanan yang kau berikan untuk membahagiakan anak-anak mu, tapi anak-anak mu masih belum bisa membalasnya seperti apa yang kau lakukan untuk anak-anak mu ini.

Jumat, 21 September 2018

Kemana Aku Harus Pergi

Sekarang aku benar-benar merasa kesepian, suasana di rumah sudah tidak lagi seperti dahulu. Aku merindukan suasana dahulu ketika semuanya masih lengkap. Sekarang tinggal aku seorang dan dua keponakan yang juga tidak lengkap karena yang satunya tidak berbapak dan satunya tidak beribu.

Semoga suatu saat aku bisa menemukan jalanku sendiri, di tempat kerjapun aku sudah mulai bosan walaupun sebenarnya banyak orang-orang yang menyayangi di sana, tapi mereka tidak tahu dengan rencana ku bahwa setelah awal tahun ini aku tidak akan memperpanjang kontrak kerja lagi.

Sebenarnya aku masih bingung apa yang harus ku lakukan di kemudian hari nanti. Sama sekali belum ada plan untuk ke depan nya. Tapi melihat kondisi rumah seperti ini aku jadi ingin memutuskan untuk pergi dari sini dan mencari jatidiri ku sendiri.

Aku harus fokus ke masa depan, untuk membangun sebuah keluarga dan mengembalikan kebahagiaan hidup ini lagi. Saat ini aku masih belum bisa berfikir apa-apa tentang pendamping hidup karena keadaan. Tapi orang-orang terus saja mem bully aku tentang itu karena belum berkeluarga.

Senin, 03 September 2018

Kebingungan Terhadap Diri Sendiri

Sungguh aku tak mengerti apa yang sedang terjadi dengan perasaan ini. Rasanya ingin menangis dan aku seperti sudah tidak punya siapa-siapa lagi. Seseorang yang pernah singgah di hati ini ternyata hanya omong kosong saja, terlalu lihai dalam melontarkan kata-kata yang dapat mengalihkan dunia ku. Hampir saja aku terjebak, karena aku mengira dia benar-benar orang yang akan melengkapi hidupku dengan kasih sayang nya.

Aku merasa kagum dengan segala yang dia miliki, bukan materi, tapi ilmu dan pengalaman yang sering dia miliki. Ketika aku sudah mulai masuk ke dalam kehidupannya. Kenapa dia seakan ingin aku pergi dari kehidupan nya. Mungkinkah dia sudah menemukan orang yang lebih baik daripada aku?

Tapi aku harus sadar siapa sebenarnya aku di matanya, bukan siapa-siapa dan hanya sekedar mainan di saat aku sedang dibutuhkan. Tapi bagaianapun aku tidak akan menampilkan kesan tidak baik. Aku akan tetap jadi diriku karena semuanya belum terlambat.

Sebuah Kota Kecil Tempat Bertahan Hidup

Menjadi seorang konten kreator ternyata tidak mudah. Sempat berangan bahwa aku akanne sukses dalam waktu dekat akhirnya aku memu...