Entah apa yang membuat ku ingin menyendiri sekarang, jauh dari keluarga yang hanya bisa melihat keadaan ku dengan sebelah mata. Aku sadar, aku tidak mensyukuri apa yang telah diberikan oleh Tuhan kepada ku.
Begitu banyak waktu yang ku buang sia-sia tanpa arti dan terlena dengan apa yang dikatakan orang kepada ku. Mungkin saat nya fokus ke tujuan hidup. Walaupun hidupku sudah hancur begini, tapi aku masih punya kesempatan untuk memperbaikinya.
Aku sempatkan menulis ini bahwa diriku sudah terlalu jauh dari tujuan, semua kacau. Aku bukanlah diriku lagi, tidak seperti dulu, mungkin ini takdir ku.
Dan aku harus meluruskan jalan ku sendiri di sini.
Tidak semudah yang aku kira ternyata berjuang melawan hawa nafsu itu benar-benar perlu persiapan yang matang dan mantap. Jika tidak, maka kita akan mendapatkan kekalahan dan apa yang kita inginkan untuk menuju ke jalan yang benar akan terhalang. Pertarungan ini sungguh berat, aku tak berdaya dibuat olehnya, hawa nafsu.
Di sini, di tempat kerja ku yang baru, aku sudah mulai bisa beradaptasi. Padahal ini sudah satu bulan lebih aku di sini. Tapi karena memang cara ku beradaptasi dengan lingkungan baru itu sangat lambat, walaupun sebenarnya di sini, di tempat aku bekerja tersebut adalah milik keluarga sendiri.
Tapi bagaimanapun juga aku harus profesional, jangan mentang-mentang kerja di tempat keluarga kelakukan kita seenak nya saja.
Dan ini adalah tempat tidurku (kamar) yang jadi fasilitas selama bekerja di sini. Masih kosong kelompong, dari sini aku akan belajar bagaimana cara mengatur keuangan ku sendiri agar tidak terbuang sia-sia. Di sini juga aku akan banyak mendapatkan ilmu-ilmu baru, baik itu ilmu dunia maupun akhirat, itu lah yang menjadi nilai tambah bagiku untuk tetap bertahan di sini.
Akhir-akhir ini aku terlalu sering mengalami depresi, keadaan dimana aku semakin tertekan dan gundah gulana, perasaan yang sama sekali tidak nyaman.
Bodohnya aku kenapa aku melanggar janji ku. Tapi harus aku maklumi bahwa semua orang tak akan bisa berubah secepat kilat karena semuanya perlu proses. Aku pun harusnya tidak terlalu cemas dan kuatkan hati untuk melawan nafsu, tanamkan keseriusan bahwa kita ingin berubah jadi lebih baik agar bisa hidup layaknya manusia normal lain nya.
Mulai dari mengurangi takaran nya, seperti yang biasanya 10, harus bisa menurunkan minimal 8 atau 7. Memang sedikit, tapi lama-kelamaan akan terbiasa untuk menghilangkan bayangan nya dalam fikiran ini. Dan berhentilah ketergantungan, belajar hidup sehat.
Tidak harus langsung, mulai dari mengurangi hal-hal yang tidak baik. Jadikan kebiasaan buruk itu adalah sebagai kenangan pahit dan sumber pembelajaran bahwa yang kita lakukan selama ini tidak ada gunanya dan hanya membuang-buang waktu saja.
Mulai dari tidak belanja permen itu lagi, karena berawal dari permen itulah kehidupan ku menjadi kacau dan melarat. Kemudian cari apa penyebab aku bisa jajan permen tersebut. Mungkin tidak harus memutuskan hubungan silaturrahmi dengan orang-orang yang sama. Tapi mulai sekarang akan ku batasi dulu jarak dengan orang-orang tersebut. Setelah sudah terbiasa untuk tidak jajan permen lagi baru kita melakukan pendekatan dengan tujuan untuk menyelamatkan orang-orang yang juga terjebak dalam kendali permen-permen iblis itu.
Sudah satu bulan lebih aku di sini, aku tidak tahu apakah ini adalah yang terbaik atau tidak. Aku hanya ingin kemandirian dan kehidupan seperti orang-orang normal lain nya.
Inilah tempat kerja baru ku:
Apa sebenarnya yang terjadi pada jiwa ku, semua perasaan bercampur aduk dan tidak karuan. Aku merasa telah kehilangan segalanya, rasanya ingin menangis Ketika aku jauh dari seseorang yang berarti dalam hidup ku. Begitu teganya aku berusaha untuk menjauhinya sementara terlalu banyak kebaikan yang dia berikan kepadaku. Tapi tidak hanya kebaikan, hal-hal yang bersifat negative atau buruk pun juga pernah ku terima.
Jika mengingat hal-hal baik nya, aku merasa tidak tega untuk pergi meninggalkan nya, tapi jika ingat dengan hal-hal buruk yang dia perbuat, aku ingin jauh-jauh darinya. Tapi itulah manusia, tak ada satupun yang memiliki kesempurnaan kecuali sang Pencipta.
Satu-satu nya yang bisa kulakukan adalah memperbaiki diri ku dan berusaha untuk mendoakan nya agar bisa berjalan Bersama di jalan yang lurus.
Ingin rasanya aku berhenti dan putus asa dengan semua yang tengah ku hadapi. Tapi jika itu kulakukan, aku tak akan bisa berubah menjadi lebih baik. Semua ini hanyalah cobaan dan mungkin sebagai penebus dosa yang pernah ku lakukan. Aku sadar bahwa diriku berlumuran dosa.
Sikap ku yang terlalu dingin terhadap lingkungan membuat sebagian orang salah anggap terhadap diriku, kecuali mereka yang mengerti tentang psikologi hidup manusia. Sifat dan kebiasaan ku lahir dari sebuah pengalaman hidup yang sudah ku jalani selama ini termasuk pengaruh dari lingkungan dimana aku tinggal.
Selama 30 tahun lamanya sudah ku tempuh kehidupan ini. Berbagai hal tantangan hidup dari yang manis hingga yang pahit pernah ku alami. Banyak sudah ku temui manusia-manusia lain dengan berbagai macam karakter dan sifat. Selama itu perjalanan ku, harusnya fikiranku sudah cukup matang.
Tidak tahu lagi apa yang harus ku lakukan selain berserah diri dan meminta petunjuk-Nya. Itulah yang selama ini ku lupakan. Aku sudah berjalan terlalu jauh dari jalan yang harusnya ku tempuh. Akankah diri ini bisa kembali ke jalan itu?
Yaa Allah, kuatkan lah hamba ini dan bimbinglah menuju ke jalan yang Engkau Ridho'i.
Menjadi seorang konten kreator ternyata tidak mudah. Sempat berangan bahwa aku akanne sukses dalam waktu dekat akhirnya aku memu...
